Friday, 15 April 2011

Just a Poem

PERGINYA

Alunan nada itu menyambutku datang
Semakin kudekati, semakin menggema
Berbaring sunyi dalam alunan
Ditemani

Kudekati
Kubantu mereka yang ku mampu
Alunan itu lebih menggema

Melihatmu tak berdaya
Lemas
Lelah bernafas
Tapi terlelap
Lelap bak bayi

Kunyanyikan alunan itu
bersama kerumunan
Angin membawa alunan itu padamu
Tapi, tangislah yang kulihat
Menetes...
Satu demi satu
Kupikir itulah kepedihan

Kubisikan angin di telinamu
Hatimu pun berkata
Walau bibirmy kelu
Nafasmu lama
dan akhirnya berhenti

Diam
Alunan itu berhenti
Digantikan sedu-sedan air
Kutatap kau terakhir kali
Diselimuti kain menutupi kedinginan
Tapi...
Hangatlah yang tersentuh

Kuharap kau kembali
dan itu hanya sebuah harapan kosong
Ku tak berdaya

Kapas berhembus masuk
Hidung...
Telinga...
Mata dan bibirmu tutup

Tangisan berbicara
di telepon
Memberi kabar padanya

Matahari tak berani melihat
Ia bersembunyi
di balik hitam
Suara nyaring
Sambaran seberkas cahaya terang
menghujam

Sedikit demi sedikit
sore itu ditemani rintikan dua air
Menemani kepergian
yang melahirkanku

-ditulisdisoreyangkelamditemani♪TheScript-Breakevendansecangkirteh

Surat Kami untuk Mama

Mama terkasih,

Ma, kami (aku, kakak-kakak, dan saudara-saudara) merasa sangat kehilangan atas kepergianmu. Walau begitu, kami merasa bahagia karena pada akhirnya Mama tidak lagi merasakan kepedihan yang Mama derita bertahun-tahun lamanya, dan Mama pun pasti merasa bahagia karena telah berada di sisi Allah swt.

Kami, putra-putrimu, merasa sangat bangga. Kau tahu mengapa, Ma? Karena kau memiliki semgat juang yang begitu tinggi untuk tetap hidup demi kesembuhan, demi melihat anak-anakmu tumbuh, demi menjaga anak-anakmu agar tetap berada di jalan Allah swt. Walaupun kau menderita, kau tetap rajin beribadah dan berdoa kepada-Nya, dan tetap bersabar.

Ma, meskipun kami jarang berucap sayang padamu. Itu bukan karena lupa akanmu, tapi karena kami malu. Tetapi, di dalam hati kami yang terdalam, kami meneriakkan, "MAMA, AKU AKAN SELALU MENYAYANGIMU SAMPAI KAPANPUN!!!"

Selamat jalan, Ma. Sekarang kau telah berada di sisi Sang Khalik. Kami selalu berdoa untukmu dan kami berharap semoga Allah swt. mengampuni segala dosa dan kesalahan Mama, semoga Allah swt. menerima amal ibadah dan iman Islam Mama. AMIN. Sekali lagi, selamat jalan Mama kami tercinta. Walaupun ragamu telah tiada, tetap ingatan tentangmu akan selalu hidup. Di ruang rindu dan bunga tidur kita bertemu.

-suratkamiuntukMama
Lahir: Bandung, 22 November 1952
Wafat: Bandung 24 Maret 2011